dan, kali ini, aku tidak akan hanya menceritakan apa yang kulihat, tapi aku akan menceritakan pertanyaan yang dia tanyakan kepadaku.
ini pertama kalinya, aku menceritakan langsung pada kalian tentang percakapan kami.
dia bertanya, "sif, apa kamu punya sahabat?"
dia bertanya seperti itu, dengan polosnya. yah, aku tidak bisa membaca ekspresi wajahnya karena menurutku, sepertinya ekspresinya itu biasa saja.
"tentu saja" jawabku.
dia hanya tersenyum.
"aku tidak punya" katanya.
sejenak, aku terdiam. apa dia tidak punya seorang sahabat?
"tidak mungkin" kataku. "setidaknya, kamu punya seseorang yang dekat denganmu kan?"
dia tetap tersenyum. ekspresi wajahnya benar-benar tidak menunjukkan kalau dia sedang sedih. tapi kenapa dia bertanya tentang hal ini?
"ya memang aku punya teman dekat. tapi mereka, bukan sahabatku" kata 74 masih tersenyum, tipis.
dia, tetap tersenyum. sekarang aku bisa merasakannya. sebenarnya dia sedang menangis. tapi, dia tetap tersenyum.
"maksudmu?" tanyaku.
"mereka, menaruhku di tempat kedua, bukan pertama" jawabnya. aku masih tidak mengerti, dan makin tidak mengerti. aku menatapnya bertanya.
"haha pasti kamu tidak mengerti" katanya. "saat mereka kesusahan, mereka tidak langsung meminta bantuanku. padahal aku ingin membantu mereka. dan, setelah teman-teman mereka tidak ada yang bisa membantu, baru mereka meminta bantuanku. bukankah itu artinya, aku bukanlah seseorang yang mereka butuhkan?"
aku, tidak bisa bilang apa-apa pada 74. aku, benar-benar tidak bisa menghiburnya kali ini.
lama aku terdiam mendengar jawabannya, dia tertawa pelan.
"hahaha sudahlah. itu tidak penting untukmu. tapi terima kasih sudah mau mendengarkan"
begitulah percakapan kami.
apa kalian mengerti maksudnya?
dia, butuh seorang sahabat.
aku, tidak bisa menjadi sahabatnya. bukan karena aku tidak menyukainya. tapi karena, aku memang tidak akan pernah bisa menjadi sahabat 74.
jadi, tolong. aku tidak akan memaksa kalian untuk menjadi sahabatnya, tapi tolong, buatlah dia berpikir kalau dia itu seseorang yang dibutuhkan. buatlah dia berpikir, kalau masih ada orang yang peduli padanya.